Tabligh Akbar MILAD FAI Ke 35

Juli 21, 2020, oleh: superadmin

Bantul-Tabligh Akbar merupakan salah satu tentetan acara MILAD Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, acara ini tetap diselenggarakan secara daring menggunakan aplikasi zoom webinar dan live streaming youtube maupun instagram Kamis, (16/20), dalam acara ini mengundang pemateri Ustadz Dr.H.Ahmad Wijayanto,M.A dengan moderator bapak Muhammad Syifa Amin Widigdo,S.Ag., Ph.D. acara ini dibuka dengan lantunan ayat suci Al-Quran , kemudian dilanjutkan dengan pembukaan dari moderator dan juga ceramah dari Ustadz Ahmad Wijayanto dengan tema tugas cendekiawan muslim.

Dalam pembukaan oleh moderator Bapak Muhammad Syifa Amin Widigdo membacakan ketentuan dan peraturan selama berlangsungnya acara dan beliau sedikit megutip tema yang akan dibahas sebagai pengantar, beliau mengutip pendapat Ali  Syariati dalam bukunya mengenai makna “cendekiawan muslim” yang tentunya memiliki makna atau bahasan sedikit berbeda dari makna cendekiawan pada umumnya, bahwasanya cendekiawan muslim adalah sosok pemimpin umat yang bersentuhan langsung dengan umat mereka dan tidak tercabut dari pergaulan masyarakat ataupun maju bersama masyarakat, mereka secara langsung membagikan ilmunya dan berbeda dengan sosok cendekiawan atau ilmuan-ilmuan yang mungkin lebih sering mengabdikan ilmunya di laboratorium untuk penelitiannya tanpa melakukan komunikasi langsung dengan yang lainnya dan hidupnya tercabut dari pergaulan masyarakat.

Acara dilanjutkan dengan ceramah dari Ustadz Wijayanto, beliau membacakan surah At-taubah ayat 122 yang menjelaskan bahwa tidak semua orang islam hanya mahir berperang namun juga ada sebagian dari mereka yang tinggal untuk menuntut ilmu, artinya hendaknya kita sebagai orang muslim tidak lupa akan kewajiban menuntut ilmu disamping mengerjakan kewajiban-kewajiban lainnya. Beliau melanjutkan bahwa tugas seorang muslim disamping mentadabburi, mendalami,memahami,menghafalkan dan mengamalkan Al-Quran tugas seorang muslim yang utama yaitu menyebarkan nilai-nilai kebenaran.

Beliau melanjutkan bahwa hendaknya cendekiawan muslim itu menyeimbangkan antara otak kiri (logical,matematika) dengan otak kanan (Pemahaman, perasaan ), karena keunggulan seorang cendekiawan muslim dibanding dengan cendekiawan barat atau yang lainnya yaitu terletak pada jiwanya yang percaya pada zat yang maha kuasa dan juga hatinya yang selalu terpaut kepada Allah S.W.T, ilmuan-ilmuan barat tidak mencangkup tentang Qolb maupun Aqidah yang lurus.

Adapun tugas cendekiawan muslim menurut beliau adalah menjaga ibadahnya kepada Allah S.W.T, tetap memiliki karakter keislaman, tetap mengembangkan intelektualitas dan berusaha mengelola hawa nafsu, berusaha setiap waktu harus ada amal yang dikerjakan dan setiap amal yang dikerjakan harus tepat waktu, mengembangkan life skill maupun kemandirian dan yang paling penting adalah tetap menjaga keimanan.

Di akhir acara beliau juga menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan tema tabligh akbar antara lain beliau menjawab bagaimana untuk menjadi cendekiawan yang dibutuhkan di Indonesia khususnya pada saat ini dan beliau menjelaskan bahwa saat ini butuh seseorang dengan kemampuan atau kapasias kelimuan yang unggul disertai dengan karakter yang unggul pula , karena permasalahan yang banyak saat ini berkaitan dengan character buliding selain itu juga membutuhkan kekuatan fisik yang kuat di saat pandemi seperti ini. (BEM FAI UMY)