Jurus Kuliah Ke Luar Negeri

Desember 18, 2017, oleh: superadmin


YOGYAKARTA – Minggu 17 Desember 2017, Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta(UMY) mengadakan Bedah Buku “Jurus Kuliah Ke Luar Negeri”. Bedah Buku yang dilaksanakan di Ruang Sidang Fakultas Agama Islam ini menghadirkan penulis buku itu sendiri, Zulkhan Indra Putra, B.A., M.A dan selaku pembedah buku yaitu Kaprodi, Naufal Ahmad Rijalul Alam, S.Pd.I., M.A kemudian di moderatori oleh Cindy Wulandhari. Dengan diselenggarakannya agenda ini diharapkan peserta yang merupakan mahasiswa semester 5 mampu membuka cara pandang mereka akan pendidikan secara lebih luas sehingga mempunyai tekad dan usaha yang gigih untuk meraih beasiswa kuliah ke luar negeri.
Diawali dengan pemaparan umum oleh penulis bahwa buku “Jurus Kuliah Ke Luar Negeri” berawal dari e-book, dikarenakan banyaknya permintaan untuk diterbitkan dalam bentuk buku alhasil e-book tersebut direalisasikan dalam bentuk buku yang disertai DVD Tips interview kuliah ke luar negeri. Tetapi permasalahan yang terjadi saat ini adalah banyak orang yang suka membeli buku dan hanya sekedar membeli, tidak mempunyai progress untuk mengaplikasikan dalam kehidupan nyatanya.
Mengenai kuliah ke luar negeri penulis mengatakan “tidak ada segala sesuatu tanpa pengorbanan”. Artinya tidak ada segala sesuatu yang mudah akan tetapi tidak ada pula yang tidak mungkin. Setelah pemaparan oleh penulis dilanjutkan oleh pembedah buku, Naufal Ahmad Rijalul Alam S.Pd.I., M.A mengenai step atau tahapan dalam buku Jurus Kuliah Ke Luar Negeri. Step pertama yang harus ditempuh adalah menguasai bahasa setempat, “tidak mungkin kalian mendapatkan beasiswa di Jerman kemudian disana berkomunikasi menggunakan bahasa Jawa”, jelasnya. Step kedua adalah memiliki tekad yang kuat dan mempersiapkan segala kebutuhan yang diperlukan. Selanjutnya mencari informasi mengenai kultur pendidikan maupun kultur kehidupan di negara yang akan dituju dalam rangka mengantisipasi culture shock.
Dalam sesi diskusi beberapa mahasiwa mengajukan pertanyaan sesuai negara yang ingin mereka tuju untuk melanjutkan studi dan bagaimana solusi dari beberapa hambatan yang ada diri mereka.
Terakhir, moderator menyampaikan ringkasan dari pembahasan pada siang hari itu bahwasannya untuk mencapai impian kuliah ke luar negeri tidak cukup hanya sekedar bermimpi, harus dimulai dari saat ini untuk belajar dan mempersiapkan semua keperluannya. Kemudian jangan menjadi mahasiswa yang terlalu perfeksionis, apabila tidak mendapatkan universitas sesuai keinginan maka tidak akan melanjutkan kuliah di luar negeri, padahal kesempatan lain terbentang luas bagi ia yang berani untuk terus mencoba. Kalimat penutup adalah kutipan dari saudara Wildi Adila yang merupakan Awardee of LPDP Scholarship 2015 di SOAS London, “Biarkan impian merubah keadaan, jangan biarkan keadaan merubah impian!”. (Cin, Himapai)