Generasi Milenial Harus Punya Konektivitas Besar dengan Dunia Luar

November 30, 2017, oleh: superadmin


Mahasiswa saat ini yang sering disebut sebagai generasi milenial bisa dikatakan sangat dekat dengan teknologi. Karena kedekatan tersebut, sudah seharusnya mahasiswa saat ini memiliki daya konektivitas yang besar dengan dunia luar, dan memanfaatkan hal tersebut untuk menyelesaikan segala persoalan yang muncul di masa sekarang.
Hal tersebut sebagaimana disampaikan oleh Wakil Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan AIK (Al-Islam dan Kemuhammadiyahan), Hilman Latief, M.A., Ph.D, dalam acara Musyawarah Kerja Nasional Kelima Forum Komunikasi Nasional Mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam (Muskernas V Forkomnas KPI) 2017, Rabu (29/11). Acara ini diikuti oleh mahasiswa/mahasiswa KPI dari seluruh perguruan tinggi Islam/Negeri dan Swasta se-Indonesia, bertempat di Gedung KH. Ibrahim E.6 Lantai 5, Kampus Terpadu UMY. Acara ini juga diselenggarakan pada hari Rabu (29/11) hingga Kamis (30/11).
Dalam pemaparannya, Hilman mengatakan bahwa selain memiliki kedekatan dengan teknologi, mahasiswa zaman ini juga memiliki banyak tantangan yang harus dihadapi. Jika dosen-dosennya tidak bisa menyelesaikan persoalan yang muncul dari tantangan tersebut, maka sudah menjadi tugas mahasiswa sebagai generasi milenial untuk menyelesaikannya. Karena itu, mahasiswa saat ini harus memiliki daya konektivitas tinggi dengan dunia luar.
“Kalianlah yang akan menentukan, apakah kedekatan kalian dengan teknologi saat ini adalah sebuah kemajuan atau justru menjadi sebuah kemunduran. Seperti halnya internet yang saat ini sudah bukan hanya “dunia maya”, namun sudah menjadi bagian dari dunia nyata bagi mahasiswa di era milenial saat ini. Jadi tidak mengherankan kalau saat ini kapanpun dan dimanapun, teknologi sudah banyak menyita waktu mahasiswa dibandingkan dengan kehidupan sosialnya,” jelas Hilman.
Hilman juga menyampaikan bahwa sebagai mahasiswa di zaman milenial seperti sekarang ini, platform, strategi dan inovasi juga jauh lebih banyak tercipta. Oleh karena itu pula, mahasiswa ataupun generasi muda dituntut untuk lebih jeli dalam melihat kemungkinan-kemungkinan yang tercipta dari kemajuan teknologi tersebut. “Sebagai contoh, crowdfunding (penggalangan dana) berbasis teknologi yang diciptakan oleh seorang pemuda yang bisa dijangkau oleh siapa saja. Seperti halnya crowdfunding tersebut, saya berharap dengan adanya forum ini, hasil akhirnya nanti bisa menghasilkan sebuah output platform inovasi yang bisa digunakan oleh masyarakat luas. Selain itu juga bisa digunakan untuk menyampaikan dakwah Islam, ataupun mengedukasi pemuda lainnya,” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas Agama Islam UMY, Twediana Budi Hapsari, S.Sos., M.Si., Ph.D menyampaikan apresiasinya dengan diselenggarakannya forum tersebut. Twediana juga mengatakan bahwa menjadi mahasiswa di era saat ini harus memiliki tingkat pemikiran yang luas dan inovatif. “Sesama mahasiswa harus mempunyai visi misi kedepan, menjadi mahasiswa yang berprestasi dan pastinya menjadi mahasiswa yang berguna bagi nusa dan bangsa,” tuturnya.
Ketua Umum Forkomnas KPI, Ibnu Yahya juga berpendapat bahwa mahasiswa saat ini harus mampu mengisi zaman, bukan hanya terbawa zaman. “Kita harus produktif, tidak hanya dalam satu hal, namun untuk semua hal. Mahasiswa saat ini juga harus mampu mengisi zaman, bukan hanya lari dan terbawa zaman,” tegasnya. (Repost: Darel BHP UMY)